Rabu, 11 April 2012

MAKALAH PENALARAN


I.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
         Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akat terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
         Selain penalaran bagian dari penalaran yaitu penalaran deduktif akan kita ketahui pada makalah ini serta bagaimana cara menarik simpulan dengan cara langsung dan tidak langsung.
1.2  Masalah
         Dari latar belakang di atas bisa memunculkan beberapa pertanyaan yang penting untuk di bahas diantaranya :
1.      Apa pengertian penalaran itu ?
2.      Pengertian dari proposisi dan term, jenis jenis proposisi dan bentuk-bentuk proposisi ?
3.      Apa itu penalaran deduktif ?
4.      Bagaimana menarik simpulan secara langsung dan tidak langsung ?
1.3 Tujuan
1.      Mengetahui pengertian dari penalaran.
2.      Mengetahui pengertian dari proposisi dan term, jenis jenis proposisi dan bentuk-bentuk proposisi.
3.      Mengetahui pengertian penalaran deduktif.
4.      Menjelaskan bagaimana menarik simpulan secara langsung dan tidak langsung.

II.  PEMBAHASAN

2.1Pengertian Penalaran    
            Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akat terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar
            Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
            Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
            Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.





2.2 Proposisi dan Term
            Proposisi adalah apa yang dihasilkan dengan mengucapkan suatu kalimat. Dengan kata lain, hal ini merupakan arti dari kalimat itu, dan bukan kalimat itu sendiri. Kalimat yg berbeda dapat mengekspresikan proposisi yang sama, jika artinya sama.
            Proposisi disebut sebagai “tempat kebenaran” bukan bahwa proposisi itu selalu benar, melainkan karena hubungan yang diakui atau diingkarinya itu dapat diuji dengan kenyataan, dan hasilnya pun dapat benar dan dapat salah.
            Unsur-unsur proposisi :
a. Term subyek : hal yang tentangnya pengakuan atau pengingkaran ditujukan.
b. Term predikat : apa yang diakui atau diingkari tentang subyek
c. Kopula : penghubung (adalah, bukan/tidak) antara term subyek dan term predikat, dan sekaligus member bentuk (pengakuan atau pengingkaran) pada hubungan itu.
           Setiap proposisi selalu mengandung ketiga unsur itu. Itu sebabnya setiap proposisi selalu berupa kalimat, meskipun tidak setiap kalimat adalah proposisi.
Dalam logika, sebuah kalimat adalah proposisi apabila isi kalimat tersebut sanggup menjadi benar atau salah (dapat dinilai benar atau salah) = kalimat berita (informatif).
           Konsep atau ide atau juga pengertian adalah bersifat kerohanian dan dapat diungkapkan ke dalam bentuk kata atau istilah atau juga beberapa kata. Ungkapan pengertian dalam bentuk kata atau istilah disebut dengan “term”.
           Term sebagai ungkapan konsep jika terdiri atas satu kata atau satu istilah maka term itu dinamakan term sederhana atau term simpel, dan jika terdiri atas beberapa kata maka term itu dinamakan term komposit atau term kompleks.
           Term subyek dalam kesimpulan adalah term minor (premis yang mengandung term minor adalah premis minor), sedangkan term predikat dalam kesimpulan adalah term minor (premis yang mengandung term mayor adalah premis mayor).
           Term yang bukan term mayor dan bukan term minor adalah term tengah, yang hanya terdapat dalam premis dan tidak muncul dalam kesimpulan.
2.2.1   Jenis Jenis dan Bentuk Proposisi
            Dari bentuknya proposisi terbagi menjadi :
            Proporsi Tunggal yaitu proporsi yang hanya memiliki atau terdiri dari satu Subjek dan satu Predikat.
Contoh :
- seorang siswa harus rajin membaca.
Ana adalah seorang siswa.
Ana harus rajin membaca.
- Mahasiswa harus menjaga kebersihan.
Tono adalah seorang mahasiswa.
Tono harus menjaga kebersihan.
            Proporsi majemuk yaitu proporsi yang terdiri dari satu Subjek dan terdapat lebih dari satu Predikat.
Contoh:
- Semua murid harus rajin dan giat.
- Semua kelas harus bersih dan nyaman.

            Dari sifatnya proporsi terbagi menjadi :
            Proporsi Kategorial yaitu proporsi dimana hubungan Subjek dan Predikat tiadak membutuhkan syarat apapun.
- Semua Kelinci berkaki empat
- Semua Becak beroda tiga.
            Proporsi Kondisional yaitu proporsi dimana Subjek dan Predikat memerlukan syarat tertentu.dalam proporsi ini haruslah terdapat sebab dan akibat.
Contoh :
- Jika tidak rajin membaca,maka saya akan menjadi bodoh.
- Jika tidak sarapan, saya akan lapar.

Proporsi Kualitatif terbagi menjadi :
            Proporsi Positif yaitu proposisi yang Subjek dan Predikatnya terdapat penyesuaian atau proposisi yang memiliki Predikat yang membetulkan Sujek.
Contoh :
- Semua anak SMP adalah lulusan SD.
- Semua manusia adalah makhluk hidup.
            Proposisi Negatif yaitu proposisi dimana Subjek dan Predikatnya tidak memiliki hubungan atau Predikatnya tidak membetulkan Subjek.
Contoh:
- Semua tumbuhan bukanlah manusia.
- Semua kucing bukanlah ikan.
Proposisi Kuantitas terdiri dari :
            Proposisi Universal yaitu proposisi yang Predikatnya membenarkan semua Subjek.
Contoh :
- Semua mobil memiliki roda.
- Semua makhluk hidup memerlukan air.
            Proposisi Khusus yaitu proposisi yang Predikatnya tidak membenarkan semua Subjek.
Contoh :
- Tidak semua daun berwarna hijau.
- Tidak semua bunga berwarna merah

2.3 Penalaran Deduktif
             Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa umum yang kebenarannya telah diketahui, dan berakhir pada suatu kesimpulan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian, konteks penalaran deduksi tersebut konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala. Penalaran deduksi tergantung pada premisnya ( proposisi tempat menarik kesimpulan ). Artinya, jika premisnya salah, mungkin akan membawa kita pada hasil yang salah. Begitu juga sebaliknya. Penarikan kesimpulan secara deduktif, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung.

2.3.1 Menarik simpulan secara langsung 
             Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis.
Contoh kalimat :
- Semua ikan bernafas melalui insang. ( premis )
- Semua yang bernafas melalui insang adalah ikan. ( simpulan ).

2.3.2 Menarik simpulan secara tidak langsung
             Penarikan ini ditarik dari dua premis. Premis pertama adalah premis yang bersifat umum, sedangkan yang kedua adalah yang bersifat khusus.
Contoh : Silogisme Kategorial. Silogisme kategorial adalah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi, yaitu :
- Premis umum : premis mayor ( My )
- Premis khusus : premis minor ( Mn )
- Premis simpulan : premis kesimpulan ( K )
Contoh silogisme kategorial : 
- My : Semua mahasiswa Universitas Mulawarman memiliki KTM.
- Mn : Aini Fatimah adalah mahasiswa Universitas Mulawarman
- K : Aini Fatimah memiliki KTM.

III  PENUTUP

A.  Kesimpulan
            Dari hasil makalah tentang penalaran dan jenis-jenisnya di atas, maka dapat disimpulkan bahwa banyak sekali yang dapat kita pelajari dari penalaran tersebut.  

B   Saran
            Dengan adanya makalah ini di harapkan para pembaca lebih memahami pengertian proposisi dan bagian bagian dari proposisi

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar